Minggu, 10 Desember 2017

Hubungan Sekolah dengan Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Pencitraan Sekolah

Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

          Sekolah merupakan lembaga formal yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi individu, baik potensi fisik maupun psikis. Public relations atau humas adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.
          Hubungan masyarakat pada dasarnya bertujuan menciptakan dan mengembangkan persepsi citra positif sekolah di masyarakat. Menurut Abdurrahman (Suryosubroto,2012:12) bahwa hubungan masyarakat adalah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, dukungan, kepercayaan, serta penghargaan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pentingnya pendidikan menjadikan kerjasama sekolah dengan masyarakat sebagai kebutuhan dasar. Kerjasama tersebut dimaksudkan demi kelancaran pendidikan di sekolah pada umumnya dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada khusus.
          Seiring perkembangan dunia pendidikan saat ini, persaingan antara sekolah sangat terbuka. Kualitas yang dimiliki setiap lembaga pendidikan dibutuhkan untuk mengembangkan segala hal yang lama menjadi sebuah lembaga pendidikan yang unggul dengan memiliki nilai kualitas tinggi. Lembaga pendidikan wajib untuk bisa membaca sebuah situasi yang nyata dan jelas di setiap waktu dan suasana. Selain itu sekolah juga harus dapat memberi citra yang baik agar dapat menjalin hubungan baik dengan masyarakat. Sehingga sekolah diminati oleh masyarakat.
          Manajemen humas di sekolah mencakup dari segi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan usaha-usaha pencitraan sekolah. semua langkah tersebut perlu dimanajemen dengan baik agar terjadi hubungan yang relevan dan berkesinambungan antara langkah satu dengan langkah yang lain.
          Berdasarkan penelitian, maka dapat dalam perencanaan kegiatan sekolah yang berhubungan dengan humas adalah:
a)   Perencanaan kegiatan sekolah melibatkan humas sekolah dan semua pengelola sekolah
b)   Dalam kegiatan perencanaan lebih detail dan spesifik serta memperhatikan dukungan dan hambatan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan
c)    Media yang digunakan dalam penyampaian informasi kegiatan sekolah harus terdapat jangka waktu untuk memperbaharui informasi.
Evaluasi hubungan masyarakat dalam upaya peningkatan pencitraan sekolah adalah berupa:
a)   Dilakukan sesuai standart pelayanan sekolah yaitu pelayanan tamu dan pelayanan komplain
b)   Evaluasi dilakukan oleh pihak ekternal sekolah dari tim audit pusat dan pihak internal sekolah secara rutin dalam periode tertentu
c)    Setiap tamu yang datang di minta memberikan feedback untuk masukan kinerja humas.
Usaha-usaha peningkatan hubungan masyarakat dengan sekolah dalam uoaya peningkatan pencitraan di sekolah, antara lain:
a)   Peningkatan penyampaian informasi pada masyarakat
b)   Peningkatan penyampaian informasi dilakukan dengan cara selalu memperbaharui sarana informasi pada masyarakat yang sudah dimiliki sekolah seperti majalah sekolah, website sekolah, maupun media informasi atau sarana informasi lain sehingga masyarakat dapat mengetahui agenda sekolah dalam melakasanakan visi dan misi sekolah.
Sumber:
Harini, Nur Ira. 2014. Manajemen Hubungan Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Pencitraan Sekolah.jurnal inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol. 4 No. 4


Kamis, 30 November 2017

Tahapan Pengelolaan Peserta Didik


Tahapan dalam Pengelolaan Peserta Didik diantaranya:
1.      Analisis kebutuhan peserta didik. Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan (sekolah).
2.      Rekruitmen peserta didik. Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada hakekatnya adalah merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan.
3.      Seleksi peserta didik. Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan di terima atau tidaknya calon peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdsarkan ketentuan yang berlaku.
4.      Orientasi peserta didik (siswa baru) adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan.
5.      Penempatan peserta didik (pembagian kelas). Sebelum peserta didik yang diterima pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah) mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Pengelompokkan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan kepada sistem kelas.
Menurut Rahmi (2014:532)  pengelompokan peserta didik adalah pengelompokan peserta didik berdasarkan karakteristik-karakteristiknya. Sekolah sebagai satu kesatuan, di dalamnya ada para peserta didik yang mempunyai perbedaan-perbedaan, diantaranya adalah perbedaan usia, perbedaan bakat atau kemampuan dasar, perbedaan minat, perbedaan cara bergaul maupun perbedaan latar belakang sosial, budaya dan ekonomi. Oleh sebab itu, sebagai seorang pengelola peserta didik di suatu lembaga pendidikan harus memperhatikan perbedaan-perbedaan tersebut. Sebab bermacam-macam perbedaan tersebut di atas dimungkinkan dapat ikut mempengaruhi proses pendidikan pada masing-masing peserta didik yang baru berkembang itu.
6.      Pembinaan dan pengembangan peserta didik. Langkah berikutnya dalam manajemen peserta didik adalah melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap peserta didik. Menurut Rahmi (2014:532-533) pembinaan peserta didik adalah membina peserta didik sehingga berkembang kemampuannya secara maksimal sesuai dengan tujuan sekolah. Pembinaan peserta didik dilakukan sehingga anak mendapat bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, sangat penting bagi sekolah untuk membina mereka agar mereka mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat belajar mereka sehingga diharapkan dapat menciptakan suatu keadaan dimana peserta didik dapat lebih tertib dan lebih mementingkan tugas-tugas belajarnya. Dalam melakukan pembinaan kepada peserta didik ini ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan guru dan sekolah.
7.      Pencatatan dan pelaporan. Pencatatan dan pelaporan tentang peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) sangat di perlukan.
8.      Kelulusan dan alumni. Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta didik. Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah) tentang telah di selesaikannya program pendidikan  yang harus di ikuti oleh peserta didik.






Referensi :
Blog :
jurnal :
Rahmi, N. 2014. Persepsi       Guru    Tentang           Manajemen     Peserta            Didik   Sekolah            Dasar            Negeri Gugus  Ii          Kecamatan      Lubuk  Sikarah            Kota    Solok. Jurnal Administrasi Pendidikan. Vol. 2. No. 1.


Model Pembelajaran Diskusi

Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan atau masalah kepada murid, dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-temannya.Dalam diskusi murid dapat mengemukakan pendapat, menyangkal pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan mengajukan saran-saran dalam rangka pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai segi.
Metode diskusi sangat cocok diterapkan pada proses belajar mengajar bidang mata pelaaran IPA. Tujuan dari metode diskusi dalam proses belajar mengajar IPA yang diterapkan oleh guru adalah upaya untuk membelajarkan siswa yaitu usaha untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikirnya. Pada umumnya proses belajar mengajar, guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa dan siswa diharapkan dapat memberikan jawaban. Cara guru mengajukan pertanyaan mempunyai pengaruh dalam pencapaian hasil belajar dan peningkatan cara berpikir siswa. Dengan metode tersebut maka secara langsung dapat memberikan suatu dorongan kepada siswa untuk berani berbicara mengemukakan argumentasinya. Seorang guru disekolah yang terampil menggunakan metode diskusi akan selalau mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis, logis, sistimatis ketaraf yang lebih tinggi dalam belajar (Depdiknas: 2010).
metode diskusi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
         1.      Terdiri dari beberapa orang, bisa lebih dari tiga orang.
         2.      Ada permasalahan yang sedang dicarikan solusi pemecahannya.
         3.      Ada yang menjadi pemimpin.
         4.      Ada proses tukar pendapat atau informasi.
         5.      Menghasilkan rumusan alternatif pemecahan masalah yang sedang dibahas.
Pada penerapan metode diskusi, siswa dihadapkan dengan kegiatan diskusi yang dilakukan beberapa kelompok siswa yang mengacu pada langkah-langkah diskusi yang sesuai dengan materi ajar baik kemudian dari kegiatan diskusi tersebut siswa bertukar pikiran antar sesama teman kelompok ataupun antar kelompok lain dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan dan tanggapan. Dari hasil diskusi tersebut, siswa mengisi LKS yang dibagikan pada masing-masing siswa yang sesuai dengan materi ajar.

Langkah-langkah penggunaan metode diskusi menurut Hasibuan (1985) dan Sastrawijaya (1988)adalah sebagai berikut:
1.   Guru mengemukkan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya.
2.  Para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris, pelapor) mengatur tempat duduk, ruangan, sarana,dan sebagainya dengan bimbingan guru.Pimpinan diskusi sebaiknya berada di tangan siswa yang :
a)      Lebih memahami masalah yang akan didiskusikan
b)      "Berwibawa" dan disenangi oleh teman-temannya
c)      Lancar berbicara
d)     Dapat bertindak tegas, adil, dan demokratis
Tugas pimpinan diskusi antara lain :
a)      Pengatur dan pengarah diskusi
b)      Pengatur "lalu lintas" pembicaraan
c)      Penengah dan penyimpul berbagai pendapat
3.    Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masng, sedangkan guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar anggota kelompok berpartisipasi aktif dan diskusi dapat berjalan lancar. Setiap siswa hendaknya, mengetahui secara persis apa yang akan didiskusikan dan bagaimana caranya berdiskusi.
4.    Setiap kelompok harus melaporkan hasil diskusinya. Hasil diskusi dilaporkan ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru memberikan ulasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut.
5.     Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, sedangkan guru menyimpulkan laporan hasil diskusi dari setiap kelompok.

Jenis-jenis diskusi menurut Hasibuan (1985) yaitu :
1)      Whole group
Kelas merupakan satu kelompok diskusi.Whole group yang ideal apabila jumlah anggota tidak lebih dari 15 orang.
2)      Buzz group
Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri atas 4-5 orang.Tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar pikiran dengan mudah.Diskusi diadakan di tengah pelajaran atau di akhir pelajaran dengan maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan.Hasil belajar yang diharapkan ialah agar segenap individu membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan pelajaran, membandingkan interpretasi dan informasi yang diperoleh masing-masing.Dengan demikian masing-masing individu dapat saling memperbaiki pengertian, persepsi, informasi, interpretasi sehingga dapat dihindarkan kekeliruan-kekeliruan.
3)      Panel
Suatu kelompok kecil, biasanya3-6 orang, mendiskusikan satu subjek tertentu, duduk dalam suatu susunan semi melingkar, dipimpin oleh seorang moderator.Panel ini secara fisik dapat berhadapan dengan audience, dapat juga secara tidak langsung (misalnya panel di televisi).Pada suatu panel yang murni, audience tidak ikut serta dalam diskusi.
4)      Syndicate group
Suatu kelompok (kelas) dibagi menjadi beberapa kelompok klecil terdiri dari 3-6 orang.Masing-masing kelompok kecil melaksanakan tugas tertentu. Guru menjelaskan garis besarnya problema kepada kelas:ia menggambarkan aspek-aspek masalah, kemudian tiap-tiap kelompok (syndicate) diberi tugas untuk mempelajari suatu aspek tertentu. Guru menyediakan referensi atau sumber-sumber informasi lain.Setiap sindikat bersidang sendiri-sendiri atau membaca bahan, berdiskusi, dan menyusun laporan yang berupa kesimpulan sindikat.Tiap laporan dibawa ke sidang pleno untuk didiskusikan lebih lanjut.
5)      Brain Storming group
Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera.Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang ditemukannya yang dianggap benar.
6)      Simposium
Beberapa orang membahas tentang berbnagai aspek dari suatu subjek tertentu, dan membacakan di muka peserta symposium secara singkat (5-20 menit).Kemudian diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah, dan juga dari pendengar.Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oleh panitia perumus sebagai hasil simposium.
7)      Informal debate
Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya, dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan normal. Bahan yang cocok untuk diperdebatkan ialah yang bersifat problematic, bukan yang bersifat aktual.
8)      Colloquium
Seseorang atau beberapa orang manusia sumber menjawab pertanyaan dari audience. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa atau mahasiswa menginterviu manusia sumber, selanjutnya mengundang pertanyaan lain atau tambahan dari siswa atau mahasiswa lain. Hasil belajar yang diharapkan ialah para siswa atau mahasiswa akan memperoleh pengetahuan dari tangan pertama.
9)      Fish bowl
Beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua mengadakan suatu diskusi untuk mengambil suatu keputusan.Tempat duduk diatur merupakan setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi.Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah melihat ikan yang berada dalam sebuah mangkuk (fish bowl).
Sedang kelompok diskusi berdiskusi, kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat masuk duduk di kursi kosong. Apabila ketua diskusi mempersilakan berbicara, ia dapat langsung berbicara, dan meninggalkan kursi setelah selesai berbicara.

Kelebihan metode diskusi adalah:
1.  Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan – prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah.
2.      Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain
3.      Memperluas wawasan
4.      Membina untuk terbiasa musyawarah untuk memperkuat dalam memecahkan masalah
Kekurangan metode diskusi adalah:
1.      Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
2.      Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.

3.      Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.









Referensi
Jurnal : 
Depdiknas. 2010. Mutu Pendidikan. Depertemen Pendidikan  dan Kebudayaan. Jakarta

MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF

Model pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan. Model pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah guru akan membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran dengan cara berpikir dan membangun ide. Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan guru adalah dengan memperkaya model atau metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas guru atas dorongan gagasan baru untuk melakukan langkah- langkah belajar dengan metode baru sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar (Suyatno, 2009; 6).
Model pembelajaran Induktif Berbasis Integratif merupakan strategi yang direncanakan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kreatif melalui observasi, membandingkan, penemuan pola dan menggeneralisasikan. Model pembelajaran Induktif Berbasis Integratif merupakan suatu kesatuan dari perpaduan dua model
pembelajaran yang diharapkan mampu memberikan implementasi positif bagi peningkatan hasil belajar siswa. Tipe pembelajaran ini cocok digunakan untuk menciptakan suasana pembelajaran aktif yang mendorong siswa mengadakan dan memfokuskan pengamatan melalui pertanyaan- pertanyaan. Pelaksanaannya juga menggunakan sintaks atau fase yang berurutan dan berstruktur, sehingga memudahkan guru dan siswa untuk memahami langkah pelaksanaan tanpa mengurangi materi yang akan disampaikan guru. Model tersebut sangat cocok diaplikasikan pada proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Berdasarkan hal tersebut Hilda Taba (dalam Bruce Joyce dan Marsha Weil, 1972, hlm. 124) mengembangkan tiga tahapan model dari strategi mengajar yang menjadi sintaks model pembelajaran induktif, sebagai berikut:
1. Tahap I: pembentukan konsep (concept formation), meliputi:
a. Menyebutkan dan membuat data yang relevan dengan masalah.
b. Mengelompokkan.
c. Memberi nama.
2. Tahap II: interpretasi data (data interpretation), meliputi:
a. Mengidentifikasi hubungan antar variabel.
b. Menjelaskan hubungan antar vatiabel.
c. Menyimpulkan.
3. Tahap III: aplikasi prinsip (application of prinsiples), meliputi:
a. Membuat prediksi atau hipotesis.
b. Menjelaskan prediksi atau hipotesis.
c. Menguji prediksi atau hipotesis.
Tujuan tahap I, pembentukan konsep adalah mengajak siswa untuk membentuk dan mengembangkan konsep yang dapat digunakan siswa untuk memproses informasi selanjutnya. Tahap I ini terdiri dari tiga fase. Pada fase pertama, siswa diminta untuk melakukan sesuatu terhadap data, yaitu menyebutkan data-data yang relevan dengan masalah. Setelah siswa menyebutkan semua data yang diperolehnya, selanjutnya fase kedua siswa diminta untuk mengelompokkan data-data tersebut ke dalam kategori berdasarkan persamaan-persamaan yang kemudian pada fase ketiga diminta untuk memberi nama atau label pada tiap kategori yang dibentuk tersebut.
Pada tahap II, interpretasi data, juga terdiri dari tiga fase. Pada fase pertama, siswa diminta untuk mengidentifikasi data atau butir-butir informasi yang telah dikelompokkan dan diberi nama pada tahap I. Selanjutnya pada fase kedua, siswa diminta untuk menjelaskan atau menerangkan butir-butir informasi yang telah diidentifikasi tersebut misalnya dengan meminta siswa untuk menghubungkan hal yang satu dengan yang lain atau menentukan hubungan sebab-akibat dari hubungan tersebut. Sedangkan fase ketiga, siswa diminta untuk membuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh pada fase-fase sebelumnya.
Seperti halnya pada tahap I dan II, pada tahap III juga terdiri dari tiga fase. Pada fase pertama siswa diminta untuk memprediksikan pengaruh atau akibat yang akan terjadi, menjelaskan data-data yang lebih luas, atau membuat hipotesis. Pada fase kedua, siswa mencoba untuk menjelaskan hipotesis yang telah mereka buat dan pada fase ketiga, siswa diminta untuk membuat kesimpulan secara menyeluruh dari tahap pertama sampai pada tahap terakhir.

Kelebihan  Model Pembelajaran Induktif
1.      Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
2.      Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang materi pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tersebut sehingga pemerataan pemahaman siswa lebih luas dengan adanya pertanyaan-pertanyaan antara siswa dengan guru.
3.      Model pembelajaran induktif menjadi sangat efektif untuk memicu keterlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar karena proses Tanya jawab tersebut.
Kelemahan Model Pembelajaran Induktif
1.      Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) sehingga kesuksesan pembelajaran hamper sepenuhnya ditentukan kemampuan guru dalam memberikan ilustrasi-ilustrasi.
2.      Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir.
3.      Model pembelajaran ini sangat tergantung pada lingkungan eksternal, guru harus bisa menciptakan kondisi dan situasi belajar yang kondusif agar siswa merasa aman dan tak malu/takut mengeluarkan pendapatnya. Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara sempurna.
4.      Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran induktif, guru harus telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan metode ini maka kemandirian siswa tidak dapat berkembang optimal.
5.      Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vital dalam mengontrol proses belajar siswa.
6.      Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi yang digunakan oleh guru.
7.      Pembelajaran tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya tidak suka membaca, sehingga tidak mempunyai pilihan dalam proses induktif.


Referensi :
http://www.tintapendidikanindonesia.com/2017/04/model-pembelajaran-induktif.html
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Massmedia, Buana Pustaka.
Jurnal :

Putri, I. Ardana, K. dan Ganing, N. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Induktif Berbasis Integratif Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Semester I Sekolah Dasar Gugus R.A Kartini. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Vol:  2 No: 1 Tahun 2014.

PPT teknik pengelolaan peserta didik

Peserta didik adalah orang / individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya. Manajemen Peserta Didik atau Pupil Personnel Administration adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti : pengenalan, pendaftaran, layanan individuan seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di Sekolah. (Knezevich, 1961).  Manajemen Peserta Didik juga dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen peserta didik yang isinya merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya.

klik link berikut untuk melihat PPT Teknik Pengelolaan Peserta Didik https://drive.google.com/file/d/0B_3ZRWuKIcMjSllBZVhlTF9iQnRDTUNMTmJPaFVzbmNpUjNB/view?usp=sharing

Rabu, 29 November 2017

PPT SBMF MODEL INDUKTIF

Model pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan. Model pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah guru akan membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran dengan cara berpikir dan membangun ide. Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir.

Silahkan klik link berikut untuk dapat melihat PPT Model Pembelajaran Induktif https://drive.google.com/file/d/1IbQMWnQ7KPHrttVG-PCkDMdjSB8OtZ0M/view?usp=sharing

Rabu, 15 November 2017

silabus fisika SMA X

SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA


Satuan Pendidikan              : SMA
Kelas /Semester                   : X / I
Kompetensi Inti                   :
KI 1: Menghayati dan mengamalkan  ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,  gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3:Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah,  menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan


Kompetensi Dasar
Materi Pokko
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1.1  Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2  Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristikfenomena gerak, fluida, kalor dan optik
Pengukuran
· Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi)
· Kesalahan pengukuran
· Penggunaan angka penting





Mengamati
·         Membuat daftar (tabel)  nama besaran, alat ukur, cara mengukur, dan satuan yang digunakan secara individu, termasuk  yang berlaku di daerah setempat (misalnya: untuk ukuran massa: mayam di Sumatera Utara, untuk ukuran panjang: tumbak di Jawa Barat).
·         Mengamati  beberapa alat ukur panjang, massa dan waktu yang ada di sekitar(mistar milimeter, jangka sorong, mikrometer, neraca lengan, neraca pegas, dan stopwatch)danmenemukan cara bagaimana alat tersebut bekerja/digunakan
Menanya
·        Mendiskusikan cara menggunakan alat ukur, cara mebaca skala, dan cara menuliskan hasil pengukuran
·        Mendiskusikan aspek ketelitian, ketepatan, dan keselamatan kerja dan alat dalam mengukur
Eksperimen/explore
·         Mengukur masa jenis kelereng (pengukuran dilakukan satu kali) dan batu kerikil (dilakukan berulang dengan ukuran beda dan jenis yang sama) secara berkelompok dengan menggunakan neraca, jangka sorong atau mikrometer, dan gelas ukur
Asosiasi
·         Mengolah data hasil pengukuran berulang (diberikan oleh guru) dalam bentuk penyajian data, membuat grafik, menginterpretasi data dan grafik, dan menghitung kesalahan, serta menyimpulkan hasil interpretasi data
Komunikasi
·         Membuat laporan tertulis
Tugas
Memecahkan masalah sehari-sehari berkaitan denganpengukuran
Observasi
Ceklist  lembar pengamatan kegiatan eksperimen
Portofolio
Laporan tertulis kelompok
Tes
Tes tertulis bentuk uraian tentang penggunaan angka penting dan kesalahan pengukuran dan/atau pilihan ganda tentang membaca alat ukur
JP
(3 x 3 JP)















Sumber:
·     PHYSICS: Principles with Aplication / Douglas C. Giancoli – 6thed. Pearson Prentice Hall
·     FISIKA SMA Jilid 1, Pusat Perbukuan
·     Panduan Praktikum Fisika SMA,Erlangga
·      e-dukasi.net
Alat:
·     Neraca
·     jangka sorong
·     mikrometer
·      gelas ukur,
·     stopwatch

















2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;  kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2  Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
.1      Memahami hakikat fisika danprinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)
4.1  Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah
1.1    Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2    Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristikfenomena gerak, fluida, kalor dan optik
Penjumlahan Vektor












Mengamati
·         Menggambarvektor, resultan vektor, komponen vektor serta menghitung besar dan arah resultan vektor dalam sebuah pengamatan bersama
Menanya
·         Menanyakancara menghitung besar dan arah dua buah vektor
Eksperimen/explore
·         Melakukanpercobaanuntuk menentukan resultan dua vektor sebidang
Asosiasi
·         Menerapkanoperasi vektor dalam pemecahan masalah secara individu

Komunikasi
·        Mempresentasikan contoh penerapan vektor dalam kehidupan sehari-hari
Tugas
Memecahkan masalah sehari-sehari berkaitan denganvektor
Observasi
Ceklist lembar pengamatan kegiatan eksperimen
Portofolio
Laporan tertulis kelompok
Tes
Tes tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda tentang resultan dua dan/atau tiga vector
9 JP
(3 X 3 JP)
Sumber:
·     PHYSICS: Principles with Aplication / Douglas C. Giancoli – 6thed. Pearson Prentice Hall
·     FISIKA SMA Jilid 1, Pusat Perbukuan
·     Panduan Praktikum Fisika SMA,Erlangga
·      e-dukasi.net
Alat
·     neraca pegas
·     busur derajat
·     papan triplek yang dilengkapi kertas berpetak
2.1  Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;  kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2  Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
.2      Menerapkan prinsip penjumlahan vektor (dengan pendekatan geometri)
4.1  Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah

4.2  Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menentukan resultan vektor
1.1  Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2  Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristikfenomena gerak, fluida, kalor dan optik
Gerak Lurus dengan Kecepatan dan Percepatan Konstan
Mengamati
·         Mengamati demonstrasi gerak untukmembedakangerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan
Menanya
·         Menanyakanperbedaangerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan
Eksperimen/explore
·         Melakukanpercobaangerak lurus dengan kecepatan konstan dengan menggunakan kereta atau mobil mainan.
·         Melakukan percobaangerak lurus dengan percepatan konstan dengan menggunakantroly.
Komunikasi
·        Mempresentasikan hasil percobaanbenda yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan dalam bentuk grafik
Asosiasi
·         Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak dengan kecepatan konstan.
·         Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak dengan percepatan konstan.
·         Menganalisis besaran-besaran dalam GLBB dan gerak jatuh bebas dalam diskusi kelas
Tugas
Memecahkan masalah sehari-sehari berkaitan dengangerak lurus dengan kecepatan dn percepatan konstan
Observasi
Ceklist lembar pengamatan kegiatan eksperimen
Portofolio
Laporan tertulis kelompok
Tes
Tes tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda  gerak lurus dengan percepatan konstan
12jam
(4 x 3 JP)



Sumber:
·     PHYSICS: Principles with Aplication / Douglas C. Giancoli – 6thed. Pearson Prentice Hall
·     FISIKA SMA Jilid 1, Pusat Perbukuan
·     Panduan Praktikum Fisika SMA,Erlangga
·      e-dukasi.net
Alat
·     papan luncur
·      troly
·     kereta mainan tenaga batere
·      tiker timer
2.1  Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;  kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2  Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
3.3  Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan
4.1  Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah
4.3  Menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk menyelidiki sifat gerak benda yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan
1.1  Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2  Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristikfenomena gerak, fluida, kalor dan optik
Hukum Newton dan Penerapannya
Mengamati dan Menanya
Mengamati pergaan:
·         benda diletakan di atas kertas kemudian kertas ditarik perlahan dan dan tiba-tiba
·         benda ditarik atau didorong untuk menghasilkan gerak
·         benda dilepas dan bergerak jaruh bebas
·         benda ditarik tali melalui katrol dengan beban berbeda
Mendiskusikan:
·         penyebab benda bergerak
·         pengaruh masa benda dan besar gaya terhadappercepatan gerak
Komunikasi
·         Menggambargaya berat, gaya normal, dan gaya tegang tali dalam diskusi pemecahan masalah dinamika gerak lurus tanpa gesekan
Eksperimen/Eksplorasi
·         Melakukan percobaan hukum Newton 1 dan 2 secara berkelompok
·         Melakukan percobaan gerak benda misalnya dalam bidang miring untuk membedakan gesekan statik dan kinetik
Asosiasi
·         Menghitung percepatan benda dalam sistem yang terletak pada bidang miring, bidang datar, dan sistem katrol dalam diskusi kelas.
Tugas
Menerapkan hukum Newton dalam memecahkan masalah
Observasi
Ceklist lembar pengamatan kegiatan eksperimen
Portofolio
Laporan tertulis
Tes
TertulisUraiandan Pilihan Gandatentang hukum Newton 2
9 JP
(3 x 3 JP)









Sumber:
·     PHYSICS: Principles with Aplication / Douglas C. Giancoli – 6thed. Pearson Prentice Hall
·     FISIKA SMA Jilid 1, Pusat Perbukuan
·     Panduan Praktikum Fisika SMA,Erlangga
·      e-dukasi.net
Alat:
·     katrol
·     beban gantung
·      troly
·      tiker timer

2.1  Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;  kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2  Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
3.4  Menganalisis hubungan antara gaya, massa, dan gerakan benda pada gerak lurus
4.1  Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah
4.4  Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus
1.1  Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2  Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristikfenomena gerak, fluida, kalor dan optik
Gerak Melingkardengan laju Konstan
Mengamati
·         Menemukan besaran frekuensi, periode, sudut tempuh, kecepatan linier, kecepatan sudut, dan percepatan sentripetal pada gerak melingkar melalui demonstrasi.
Menanya
·        Mengidentifikasi besaran frekuensi, frekuensi sudut, periode, dan sudut tempuh yang terdapat pada gerak melingkar dengan laju konstan.
Eksperimen/Eksplorasi
·         Melakukan percobaan secara berkelompok untuk menyelidiki gerak yang menggunakan hubungan roda-roda.
Asosiasi
·         Menganalisis gerak melingkar beraturan dalam pemecahan masalah melalui diskusi kelas
·         Menganalisis besaran yang berhubungan antara gerak linier dan gerak melingkar pada gerak menggelinding dengan laju konstan
Komunikasi
·        Mempresentasikan contoh gerak melingkar dalam kehidupan dan aplikasinya
Tugas
Memecahkan masalah sehari-sehari berkaitan dengangerak melingkar
Observasi
Ceklist lembar pengamatan kegiatan eksperimen
Portofolio
Bahan presentasi
Tes
Tes tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda besaran-besaran pada gerak melingkar dengan laju konstan
9 JP
(3 x 3 JP)


Sumber:
·     PHYSICS: Principles with Aplication / Douglas C. Giancoli – 6thed. Pearson Prentice Hall
·     FISIKA SMA Jilid 1, Pusat Perbukuan
·     Panduan Praktikum Fisika SMA,Erlangga
·      e-dukasi.net
2.1  Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;  kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2  Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
3.5  Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi
4.5  Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda)

SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA

Satuan Pendidikan              :SMA
Kelas /Semester                   : X / 2
Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan  ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,  gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3:Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah,  menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1.1  Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2  Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik
Elastisitas dan Hukum Hooke
·        Hukum Hooke
·        Susunan pegas seri-paralel




Mengamati
·         Peragaan benda elastis dan benda plastis
·         Demonstrasi pengaruh gaya terhadap perubahan panjang pegas/karet
Menanya
·         Tanya jawab sifat elastisias benda
·         Diskusi stress, strain, dan modulus elastisitas
·         Diskusi tentang hukum Hooke dan susunan pegas
Eksperimen/Eksplorasi
·         Percobaan hukum Hooke dengan menggunakan pegas/karet, mistar, beban gantung, dan statif secara berkelompok
·         Eksplorasi untuk menemukan karakteristik susunan pegas seri dan paralel
Mengasosiasi
·         Mengolah data percobaan ke dalam grafik, menentukan persamaan grafik, dan membandingkan hasil percobaan dengan bahan pegas/karet yang berbeda
·        Memformulasi  konstanta pegas susunan seri dan paralel
Mengkomunikasikan
·         Diskusi kelompok membahas hasil percobaan
·         Membuat laporan praktik


Tugas
Memecahkan masalah sehari-sehari berkaitan dengan alastisitas dan hukum Hooke
Observasi
Ceklist lembar pengamatan kegiatan eksperimen
Portofolio
Laporan tertulis kelompok
Tes
Tes tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda hukum Hooke pada susunan pegas seri /paralel
12JP
(4 x 3 JP)












Sumber:
·     PHYSICS: Principles with Aplication / Douglas C. Giancoli – 6thed. Pearson Prentice Hall
·     FISIKA SMA Jilid 1, Pusat Perbukuan
·     Panduan Praktikum Fisika SMA,Erlangga
·      e-dukasi.net
Alat
·      statif
·     beban gantung
·     pegas/karet
·     mistar

2.1  Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;  kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2  Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

3.6  Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari hari

4.1  Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah
4.6    Mengolah dan menganalisis hasil percobaan  tentang sifat elastisitas suatu bahan

1.1  Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2  Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristikfenomena gerak, fluida, kalor dan optik
Fluida statik
·    Hukum utama hidrostatis
·    Hukum Pascall
·    Hukum Archimedes
·     Gejala kapilaritas
·    Viskositas dan Hukum Stokes
Mengamati
·      Peragaan:
-     simulasi kapal selam dalam botol minuman
-     keadaan air dalam sedotan minuman dalam berbagai keadaan
-     Mencari informasi penggunaan sistem hidrolik dan sistem kerja kapal selam
Menanya
·         Mendiskusikanhukum-hukumfluida statikdan penerapannya
Eksperimen/explore
·         Membuat alatperaga sistem hidrolik secara berkelompok
Asosiasi
·         Menerapkan konsep tekanan hidrostatis, prinsip hukum Archimedes dan hukum Pascall melalui percobaan
Komunikasi
·        Mempresentasikan penerapan hukum-hukumfluida statikdan penerapannya
Tugas
Memecahkan masalah sehari-sehari berkaitan denganfluida statik
Observasi
Ceklist lembar pengamatan kegiatan eksperimen
Portofolio
Laporan tertulis kelompok
Tes
Tes tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda hukum Archimedes, hukum Pascal, kapilaritas dan hukum Stokes
12 JP
(4 x 3 JP)





Sumber
·     PHYSICS: Principles with Aplication / Douglas C. Giancoli – 6thed. Pearson Prentice Hall
·     FISIKA SMA Jilid 1, Pusat Perbukuan
·     Panduan Praktikum Fisika SMA,Erlangga
·      e-dukasi.net
Alat
·     tangki air atau ember dan hidrometer
·     bejana berhubungan
·      balon karet dalam botol minuman (simulasi kapal selam)

2.1  Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;  kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2  Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

3.7  Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari

4.1  Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah
4.7    Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan

1.1  Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2  Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristikfenomena gerak, fluida, kalor dan optik
Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor
·     Suhu dan pemuaian
·    Hubungan kalor dengan suhu benda dan wujudnya
·     Azas Black
·    Peripindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi












Mengamati
·         Mencermati peragaan tentang:
-          Simulasi pemuaian rel kereta api
-          Pemanasan es menjadi air
-          Konduktivitas logam (almunium, besi, tembaga, dan timah)
·         Melakukanstudi pustaka untuk mencari informasi mengenai pengaruh kalor terhadap perubahan suhu bendapengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda (pemuaian), dan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi
Menanya
·         Mendiskusikan pengaruh kalor terhadap suhu, wujud, dan ukuran benda
·         Mendiskusikan azas Black dan perpindahan kalor
Eksperimen/explorasi
·         Melakukanpercobaan untukmenentukan kalor jenis logam
Asosiasi
·         Mengolah data percobaan kalor jenis logam dengan menggnakan kalorimeter dalam bentuk penyajian data, membuat grafik, menginterpretasi dan dan grafik, dan menyusun kesimpulan.
Komunikasi
·         Membuat laporan hasil eksperimen
Tugas
Memecahkan masalah sehari-sehari berkaitan dengansuhu dan perpindahan kalor
Observasi
Ceklist lembar pengamatan kegiatan eksperimen
Portofolio
Laporan tertulis kelompok
Tes
Tes tertulis bentuk uraian  tentang pemuaian, dan asas Black dan/atau pilihan ganda tentang perpindahan kalor dengan cara konduksi dan konveksi
12JP
(4 x 3 JP)





















Sumber
·     PHYSICS: Principles with Aplication / Douglas C. Giancoli – 6thed. Pearson Prentice Hall
·     FISIKA SMA Jilid 1, Pusat Perbukuan
·     Panduan Praktikum Fisika SMA,Erlangga
·      e-dukasi.net
Alat
·     kalorimeter
·     kubus logam
·     termometer
·     stopwatch
·      lilin
·     batang logam alumunium, besi, tembaga, dan timah
·     pemanas air



4.2  Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;  kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
4.3  Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

3.7  Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari

4.1  Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah
4.8    Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas  dan konduktivitas kalor

1.1   Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
1.2   Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristikfenomena gerak, fluida, kalor dan optik
Alat-alat optik
·      Mata dan kaca mata.
·      Kaca pembesar (lup).
·     Mikroskop
·     Teleskop
·     Kamera.








Mengeksplorasi
·         siswamengeksplorasidari sumber belajar yang relevan tentang prinsip pembentukan -bayangan dan perbesaran pada kacamata,lup, mikroskop, teropong dan kamera .
Menanya:
·         Melaluidiskusi kelas siswa aktif mengjukan pertanyaan tentang prinsip pembentukan bayangan dan perbesaran pada kaca mata, lup, mikroskop ,teleskop dan kamera
·         Melaluidiskusikelompok dapat membedakan pengamatan tanpa akomodasi dengan berakomodasi maksimum pada alat optik lup, mikroskop dan teleskop.
Eksperimen/eksplor
·         Merancang dan membuat teropong sederhana secara berkelompok
Mengkomunikasikan
·         Presentasi kelompok tentang hasil merancang dan membuat teropong sederhana
 Tugas
Membuat resume hasil eksplorasi untuk bahan diskusi kelas.
Portofolio
Bahan presentasi rancanganuntukmembuat teropong sederhana
Observasi
Cecklist lembar pengamatan kegiatan diskusi kelompok
Hasil karya
Teropong sederhana
Tes
Uraian dan atau pilihan ganda tentang prinsip pembentukan dan  perbesaran bayangan pada kaca mata, lup, mikroskop , teropong dan kamera
12JP
(4 x 3 JP)






























Sumber
·     PHYSICS: Principles with Aplication / Douglas C. Giancoli – 6thed. Pearson Prentice Hall
·     FISIKA SMA Jilid 1, Pusat Perbukuan
·     Panduan Praktikum Fisika SMA,Erlangga
·      e-dukasi.net
Alat
·     teropong bintang
·     mikroskop
















2.1  Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2  Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

3.9 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa



4.9    Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa