Jumat, 17 Mei 2019

Sejarah PTK


Sejarah Lahirnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas yang disingkat dengan PTK dan juga dikenal dengan Classroom Action Research yang disingkat dengan CAR. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin McTaggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya.
Tokoh penelitian tindakan kelas yang juga aktor sosial (Levin, 1952) adalah Stephen M. Corey (1949, 1952, 1953). Ia mempelopori pemanfaatan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan mengalami kemunduruan selama kurang lebih dua puluh tahun sejak Hodgkinson (1957) mengadvokasinya.

Pada akhir tahun 1970 dan awal 1980, di Amerika Serikat muncul keinginan mewujudkan kolaborasi, dengan demikian mampu mengembangkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 80-an. Oleh karenanya, sampai dewasa ini keberadaannya sebagai salah satu jenis penelitian masih sering menjadikan pro dan kontra, terutama jika dikaitkan dengan bobot keilmiahannya. Pada tahun 1980 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Indonesia ditandai dengan adanya Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G). Proyek tersebut berhasil merumuskan persyaratan kemampuan bagi guru. Kemampuan yang dimaksud dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu kemampuan profesional, kemampuan pribadio, kemampuan kependidikan (pedagogik) dan kemampuan sosial.

Kemmis (1982) bahkan menegaskan bahwa Theory and action might develop together form application of the scientific approach. Pada tahun 1983, Gideonse mengemukakan perlu dilakukan restorasi terhadap pendekatan peneltian tindakan sehingga penelitian itu merupakan suatu investigasi terkendali terhadap berbagi fase pendidikan dan pembelajaran dengan cara refleksif dan sistematis. Selain itu dukungan kolaborasi semakin meluas (Schon, 1983: Prunty dan Hively 1982) upaya kolaborasi ini dikenal sebagai suatu penelitian tindakan (action research).

Ilmu Sosial Kurt Levin (dalam McTaggart, 1993) memahami hubungan antara teori dan praktik sebagai aplikasi dari hasil penelitian. Menurut Levin kekuatan dari penelitian tindakan terletak pada fokus penelitian, yaitu masalah-masalah sosial spesifik. Bahkan McNff (1992:1) dalam bukunya yang berjudul Action Research: Principles and Practice memandang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, perbaikan pembelajaran, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar dan lain-lain.

Saat ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sedang berkembang dengan pesat di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Canada, Inggris dan lain-lain. Indonesia dalam hal ini juga tidak mau kalah, dimana Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Indoensia saat ini juga mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana upaya untuk meningkatkan kualitas guru salah satunya dengan harus melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal inilah yang membuktikan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Indonesia sudah sangat populer, walaupun saat ini parah ahli masi pro dan kontra dengan keilmiahan dari penelitian tersebut.


sumber: http://www.detikpendidikan.com/2018/01/sejarah-lahirnya-penelitian-tindakan.html

Fokus Penelitian Tindakan Kelas


Fokus Penelitian Tindakan Kelas

A.  Menentukan Fokus Dan Masalah PTK
1.    Menentukan fokus
Paling tidak, ada empat hal yang perlu dipertimbangkan dengan baik untuk menentukan fokus (lihat Bogdan & Biklen, 1982):
a.    pilihlah topik yang paling penting bagi Anda pribadi dan mampu membangkitkan motivasi Anda untuk meneliti. Topik yang Anda teliti hendaknya sesuatu yang mampu mengusik perasaan dan pikiran Anda. Harus ada "greget" yang kuat terhadap topik itu. Jangan pilih topik yang tidak lahir dari dalam diri Anda sendiri, tetapi dipaksa oleh pihak luar (termasuk tugas wajib untuk penulisan skripsi, tesis, dan lain-lain)\
b.  pilihlah topik dengan ukuran dan kompleksitas yang mampu Anda teliti dalam jangkauan waktu dan sarana yang Anda miliki. Penentuan topik atau fokus adalah proses yang subjektif. Seorang peneliti boleh menentukan topik apa pun yang ingin ditelitinya. Peneliti itu sendiri yang mengetahui apa yang dia miliki dan seberapa jauh ia mampu menangani sebuah proyek penelitian.
c.  pilihlah topik yang Anda tidak terlibat langsung di dalamnya. Keterlibatan peneliti secara langsung ke dalam topik kajian akan menimbulkan berbagai masalah. Misalnya, jika Anda bertanya kepada informan yang Anda kenal baik (dan mereka mengenal Anda dengan baik pula) tentang sesuatu hal yang sensitif, mungkin akan membuat informan merasa kikuk (kaku) dan justru lebih tertutup. Jika Anda "terlalu tahu" tentang objek penelitian, maka justru[1] malah tidak sensitif dan kehilangan perspektif yang objektif dalam pengumpulan data.
d. pilihlah topik yang Anda perkirakan memiliki data yang relatif mudah diakses (dikumpulkan). Jangan mempersulit apa yang sudah sulit. Pengumpulan data adalah proses yang cukup kompleks dan sulit. Bila hal ini Anda tambah dengan sulitnya mendapatkan data, maka Anda mungkin akan mendapat hambatan besar. Data adalah bahan baku utama penelitian. Peneliti harus menyadari hal ini.
Spradley dalam Sanapiah Faisal (1988) mengemukakan empat alternative untuk menetapkan fokus yaitu :
a.    Metetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan
b.    Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain
c.    Menettapkan fokus yang memiliki nlai temuan untuk pengembangan iptek
d.   Menetpkan fokus berdasarkan permsalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada

2.    Contoh fokus penelitian
“Penerapan Metode Pembelajaran Dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa
Di SD 007 Sangatta Utara”
Beberapa pertanyaan utama yang akan di coba di jawab melalui penelitian adalah sebagai berikut:
a.    Bagaimanakah metode pembelajan yang di terapkan di SD 007 Sangatta Utara?
b.    Faktor apa yang menjadi kendala dalam kreativitas siswa di SD 007 Sangatta Utara?
c.    Adakah pengaruh metode pembelajaran tehadap kretivitas siswa dalam proses pembelajaran di SD 007 Sangatta Utara?
d.   Solusi apa saja yang terkait metode pembelajaran dalam meningkatkan kreativitas siswa Di SD 007 Sangatta Utara?

3.    Masalah PTK
Masalah PTK yang merupakan penelitian kolaborasi antara dosen dan guru di sekolah hendaknya berasal dari persoalan-persoalan praktis yang dihadapi guru di kelas. Oleh karena itu, diagnosis masalah hendaknya tidak dilakukan oleh dosen lalu ”ditawarkan” kepada guru untuk dipecahkan tetapi sebaiknya dilakukan bersama-sama oleh dosen dan guru. Pada kenyataannya dosen dapat mengajak guru untuk berkolaborasi melakukan PTK dan menanyakan masalah-masalah apa yang dihadapi guru yang mungkin dapat diteliti melalui PTK. Guru yang telah berpengalaman melakukan penelitian tindakan kelas mungkin dapat langsung mengatakan permasalahan yang dihadapinya yang mungkin dapat diteliti bersama dan kemudian membahas masalah tersebut dengan dosen.
PTK yang dikaitkan dengan pengelolaan kelas dapat dilakukan dalam rangka:
a.    meningkatkan kegiatan belajar-mengajar,
b.    meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar,
c.    menerapkan pendekatan belajar-mengajar inovatif, dan
d.   mengikutsertakan pihak ketiga dalam proses belajar-mengajar.
PTK yang dikaitkan dengan proses belajar mengajar dapat dilakukan dalam rangka:
a.    menerapkan berbagai metode mengajar,
b.    mengembangkan kurikulum,
c.    meningkatkan peranan siswa dalam belajar, dan
d.   memperbaiki metode evaluasi.
PTK yang dikaitkan dengan pengembangan/penggunaan sumber-sumber belajar dapat dilakukan dalam rangka pengembangan pemanfaatan
a.    model atau peraga,
b.    sumber-sumber lingkungan
c.    peralatan tertentu.
PTK sebagai wahana peningkatan personal dan profesional dapat dilakukan dalam rangka
a.    meningkatkan hubungan antara siswa, guru, dan orang tua
b.    meningkatkan “konsep diri” siswa dalam belajar
c.    meningkatkan sifat dan kepribadian siswa serta
d.   meningkatkan kompetensi guru secara profesional. Jadi, masalah penelitian yang dipilih hendaknya memenuhi kriteria “dapat diteliti”, dapat “ditindaki”, dan “ditindaklanjuti”.
a.    Masalah-masalah lain yang mungkin dihadapi guru dapat berupa:
Bagaimana meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar? yang “ideal” itu dapat meningkatkan antusiasme siswa sehingga mereka sepertinya “tidak sabar” menunggu-nunggu datangnya jam pelajaran yang dibina oleh guru tersebut;
b.    Bagaimana mengajak siswa agar di kelas mereka benar-benar aktif belajar (aktif secara mental maupun fisik, aktif berpikir)?
c.    Bagaimana menghubungkan materi pembelajaran dengan lingkungan kehidupan siswa sehari-hari agar mereka dapat menggunakan pengetahuan dan pemahamannya mengenai materi itu dalam kehidupan sehari-hari dan tertarik untuk mempelajarinya karena mengetahui manfaatnya?
d.   Bagaimana memilih strategi pembelajaran yang paling tepat untuk membelajarkan materi?
e.    Bagaimana melaksanakan pembelajaran kooperatif?

Isu atau topic yang ingin diteliti
Deskripsikan apa isu atau peristiwa yang menimbulkan permasalahan.
Contoh:Siswa kurang aktif di kelas,cenderung tidak pernah mengajukan pertnyaan dikelas.
Masalah penelitian
Nyatakan isu sebagai masalah.
Contoh:Siswa perlu digalakkan untuk aktif dalam kelas.
Rumusan Masalah
Tuliskan masalah dalam bentuk pertanyaan
Contoh:Masalah apa yang terjadi kelas dan upaya mengatasinya.
Tujuan penelitian
Deskripsikan apa yang diharapkan diperoleh dengan meneliti masalah ini.
Contoh:Meningkatkan partisipasi sisw di dalam kelas
Fokus masalah
Bagaimanakah meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas.

Prioritas pemecahan masalah dapat anda dasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
a.    Fokus masalah tersebut sudah tidak dapat ditoleransi lagi dan harus segera dicarikan jalan keluarnya.
b.    Fokus masalah tersebut sudah mendapatkan perhatian umum sehingga prlu segera mendapatkan jawaban pemecahanya.
c.    Fokus masalah tersebut cukup signifikan dalam mengganggu pencapaian tujuan pembelajaran bila dibanding dengan fokus masalah yang lain.
d.   Fokus masalah tersebut dapat dengan segera dicarikan jalan pemecahanya oleh guru yang bersangkutan bila disbanding dengan fokus masalah lain.

4.    Menentukan Permasalahan
a. Fokus Permasalahan berupa suasana kelas yang kurang mendukung kelancaran proses belajar mengajar,buku teks yang tidak mendukung,dll.
b.   Mengidentifikasi Permasalahan berupa apakah dengan fokus tersebut guru dapat memperbaikanya?
c. Menganalisis permasalahan Penelitian berupa diskusikan fokus permasalahn dngan mitra peneliti.Apakah fokus itu sudah tepat untuk diteliti ,apakah urgensinya untuk diteliti sangat kuat.
d.   Membentuk kerangka pemikiran atau paradigma setelah fukus permasalahan terbentuk menyusun kerangka pemikiran atau paradigm penlitianya.
e.    Menyusun Hepotesis digunakan dalam penelitian-penelitian yang bertradisi kuantitatif dengan pola pikir deduktif –vertikatif.Contoh lain tentang guru dalam menyampaikan informasi :
“Bila guru menyampaikan informasi factual secara lisan atau tulisan,maka siswa akan terhindar dari penilaian yang salah,karena mereka cenderug untuk menerima informasi guru sebagai yang benar.


DAFTAR PUSTAKA


Etika Penelitian


Definisi Etika Penelitian
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos. Istilah etika bila ditinjau dari aspek etimologis memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Menurut pandangan Sastrapratedja (2004), etika dalam konteks filsafat merupakan refleksi filsafati atas moralitas masyarakat sehingga etika disebut pula sebagai filsafat moral. Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Etika membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati masyarakat, etika juga membantu kita untuk merumuskan pedoman etis yang lebih adekuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang dinamis dalam tata kehidupan masyarakat.
Pelanggaran Etik
Dalam masa modern ini pelanggaran terhadap moral tidak boleh terjadi. Pengalaman kedokteran NAZI pada tahun 1930an – 1940an merupakan contoh pelanggaran etik yang sangat terkenal. Program penelitian Nazi melibatkan tawanan perang dan ras tertentu dalam mengetes daya tahan manusia dan reaksi manusia terhadap penyakit dan obat yang tidak di test. Penelitian ini tida beretika bukan hanya mereka mendapatkan penyiksaan secara fisik akan tetapi mereka juga tidak memiliki kesempatan untuk menolak berpartisipasi.
Beberapa penelitian yag melanggar etik diantaranya penelitian yang dilakukan tahun 1932 dan 1972 yang dikenal sebagai The Tuskegee Syphilis Study, yang disponsori oleh Departemen Kesehatan yang mengidentifikasi efek syphilis pada 400 laki-laki dari komunitas Afrika-Amerika. Contoh lain adalah menginjeksi sel kanker hidup pada pasien orang tua di Rumah Sakit Penyakit Kronis Yahudi di Brooklyn, yang tidak menjelaskan dahulu kepada pasien.
Kode etik penelitan internasional yang dinamakan sebagai Nuremberg Code, dibuat setelah kejadian yang dilakukan oleh NAZI. Pada tahun 1964 Declaration Helsinki, diadopsi oleh World Medical Association dan direvisi pada tahun 2000.
Tujuan suatu penelitian adalah menghasilkan pengetahuan ilmiah yang hanya bisa diperoleh melalui penelitian, pelaporan, dan publikasi yang dilakukan secara jujur. Walaupun demikian, masih tetap banyak publikasi penelitian di berbagai jurnal ilmiah terkenal ternyata melibatkan prilaku curang. Beberapa isu yang relevan dengan masalah pelanggaran ilmiah berhubungan kecurangan dalam mempublikasikan penelitian, adalah:
a.       Definisi kecurangan ilmiah
b.      Perkembangan kebijakan
c.       Identifikasi mekanisme untuk menyampaikan kebijakan kepada ilmuwan
d.      Penetapan kenggotaan dari komite etik penelitian
e.       Pengembangan proses pemberitahuan tentang bantuan donor dan jurnal
f.       Pencegahan dan peran telaah sejawat
Contoh ketidakjujuran dalam penelitian:
a)      Pemalsuan. Penyampaian suatu temuan tentang informasi yang tidak pernah ada
b)      Manipulasi desain atau metode. Secara sengaja merencanakan desain studi atau metode pengumpulan data, sehingga hasil menjadi bias terhadap hipotesis penelitian
c)      Menahan atau memanipulasi data secara selektif. Memilih hanya data yang konsisten dengan hipotesis penelitian dan membuang yang lainnya
d)     Plagiat. Secara sengaja menggunakan hasil atau ide orang lain sebagai miliknya
e)      Kolaborasi yang tidak bertanggung jawab. Gagal berperan serta dalam suatu tim penelitian atau melaksanakan tanggung jawab sebagai co-author.
Rangkuman Etika Penelitian meliputi butir-butir berikut:
a.                   Kejujuran
Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti, jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan Anda sebagai pekerjaan Anda.
b.                  Obyektivitas
Upayakan minimalisasi kesalahan dalam rancangan percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian.
c.                   Integritas
Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulus, upayakan
selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.

d.                  Ketelitian Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian
Secara teratur catat pekerjaan yang Anda dan rekan anda kerjakan, misalnya kapan dan di mana  pengumpulan data dilakukan. Catat juga alamat korespondensi responden, jurnal atau agen publikasi lainnya.
e.                   Keterbukaan
Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
f.                   Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
Perhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Jangan gunakan data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin penelitinya. Tuliskan narasumber semua yang memberikan kontribusi pada riset Anda. Jangan pernah melakukan plagiasi.
g.                  Penghargaan terhadap kerahsiaan (Responden)
Bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan kriminal, atau data lain yang dianggap responden sebagai data rahasia, maka peneliti harus menjaga kerahasiaan data tersebut.
h.                  Publikasi yang terpercaya
Hindari mempublikasikan penelitian yang sama secara berulang-ulang ke berbagai media (seminar,jurnal).
i.                    Pembinaan yang konstruktif
Bantu membimbing, memberi masukan dan arahan bagi mahasiswa/peneliti pemula. Perkenankan mereka mengembangkan ide mereka menjadi penelitian yang berkualitas.
j.                    Penghargaan terhadap rekan kerja / kolega
Bargai dan lakukan rekan penelitian anda sebagaimana semestinya. Bila penelitian dilakukan oleh suatu tim akan dipublikasikan, maka peneliti dengan konstribusi terbesar ditetapkan sebagai penulis pertama (first author), sedangkan yang lain menjadi penulis kedua (co-author(s)). Urutan menunjukkan besarnya konstribusi dalam penelitian.

k.                  Tanggung jawab sosial
Upayakan penelitian Anda beguna demi kemaslahan masyarakat, meningkat taraf hidup, memudahkan kehidupan dan meringankan beban hidup masyarakat. Anda juga bertanggung jawab melakukan pendampingan bagi masyarakat yang ingin menghasilkan penelitian Anda.
l.                    Tidak melakukan Diskriminasi
Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan kerja atau mahasiswa karena alasan jenis kelamin,ras,suku,agama dan faktor-faktor yang lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.
m.                Kompetensi
Tingkat kemampuan dan keahlian melalui pendidikan dan pembelajaran seumur hidup; secara bertahap tingkatkan kompetensi anda sampai tahap pakar.
n.                  Legalitas
Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemerintah yang terkait dengan penelitian anda.
o.                  Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik
Bila penelitian memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus dirancang sebaik mungkin, tidak gegabah melakukan sembarang perlakuan pada hewan percobaan.
p.                  Mengutamakan keselamatan manusia
Bila harus menggunakan manusia sebagai penguji penelitian, maka penelitian harus dirancang dengan teliti, efek negatif harus diminimalkan, manfaat dimaksimalkan; hormati harkat kemanusiaan, privasi dan hak objek penelitian anda tersebut, siapkan pengobatan dan pencegahan bila sampel anda menderita efek negatif dari penelitian.

Sumber:
Kamal, Mustopa. 2015. Etika Peneliatian (Metodologi Penelitian). http://Karya-kamal.blogspot.com/2015/06/etika-penelitian-metodologi-penelitian.html?m=1